Spirit Caring, Muncul dari Nurani Perawat  

Kamis, 07 Januari 2010

Rabu, 06 Jun 2001  14:53:51 

Pdpersi, Jakarta  - Pelayanan rumah sakit tak bisa dipisahkan dari pelayanan keperawatan. Karena itu, seorang perawat seyogyanya menerapkan asuhan keperawatan bermutu. Asuhan keperawatan bermutu ini dapat dicapai apabila perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping klien, dan bersikap 'caring'. 

Hal ini diucapkan Dra Elly Nurachmah DNSc pada seminar keperawatan "Peningkatan Profesionalisme Keperawatan Melalui Pembinaan Mutu Asuhan Keperawatan Rumah Sakit", yang diselenggarakan dalam rangka menyambut HUT RS Islam Jakarta yang ke-30, Sabtu (2/6). 

Khusus untuk spirit caring, tutur Dra Elly, harus muncul dari dalam diri perawat sendiri dan berasal dari hati perawat yang terdalam. Caring sendiri, imbuhnya, merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktek keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. 

"Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan dan niat baik. Perilaku caring inilah yang menolong pasien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual dan sosial," ulas Dra Elly. 

Mengutip pendapat Watson, Dra Elly mengatakan, ada sepuluh faktor karatif yang tercermin dari sikap caring, yaitu;

Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik, dengan menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu pada pasien sekaligus memperlihatkan kemampuan diri dengan pendidikan kesehatan.

Memberikan kepercayaan dan harapan dengan cara memfasilitasi serta meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik.

Menumbuhkan kesensitifan terhadap diri dan orang lain.

Mengembangkan hubungan saling percaya dan memperlihatkan sikap empati atau turut merasakan apa yang dialami klien.

Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien.

Penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan.

Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien.

Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spiritual yang mendukung.

Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi.

Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat tercapai. 


Design by Amanda @ Blogger Buster